Sekilas Cerita Tentang Orang Pajak
Saya adalah seorang petugas pajak (tax officer)
korporasi yang memiliki hobi nonton dan nge-games. Nonton apa saja,
mulai dari film hingga berjam-jam mantengin streamer game moba. Nonton
dan sesekali main games adalah pelarian saya dari pekerjaan yang bisa
dibilang hampir Sembilan puluh persennya berada di kantor. Sederhananya, tax
officer adalah sebuah profesi yang hampir seluruh tupoksinya bersifat klerikal,
administratif, dan pasti akrab dengan sistem komputerisasi.
Namanya pekerjaan pasti ada saja tantangannya. Nah, tax
officer ini diharuskan untuk selalu update soal peraturan dan
undang-undang perpjakan di Indonesia dan dunia. Peraturan itu mencakup soal
teknologi dan informasi termutakhir yang digunakan oleh Departemen Keuangan RI.
Sekitar mulai tahun 2015 Direktorak Jenderal Pajak mulai melakukan reformasi
birokrasi dan tata cara perpajakan. Untuk pelaporan pajak, semuanya menggunakan
sistem daring yang memungkinkan saya tidak perlu repot-repot lagi gotong berkas
ke kantor pelayanan pajak. Tantangannya adalah, semakin banyak sistem dan
aplikasi perpajakan, spesifikasi laptop yang mesti digunakan juga harus
bertambah jago.
|
Secara sederhana, ini adalah gambaran siklus perkerjaan saya setiap bulannya. |
Saya pernah panik karena di hari terakhir batas penyampaian pelaporan harus lapor Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), laptop saya tiba-tiba hang. Sekadar informasi, untuk
lapor PPN, saya perlu mengakses tiga sistem dan aplikasi sekaligus. Itu belum
ditambah kertas kerja saya yang berupa Excel dan sistem keuangan yang dipakai
kantor. Kalaupun waktu laptop saya bisa digunakan, maka perpindahan
antarjendela dan tabulasi begitu lama dikarenakan prosesor dan memorinya yang
amat terbatas. Case terburuknya, layar seketika memutih dan di atas bar Windows muncul tulisan 'Not Responding'. Mau enggak mau saya harus melakukan protokol end task manager dan mulai dari awal lagi. Ampun, deh, padahal ini menyangkut laporan uang yang disetor ke
negara, lho! Kalau telat bisa dapat surat ‘cinta’ dari Bu Sri, nih!
|
Ini daftar aplikasi sebagai tools saya menghandle seluruh kewajiban perpajakan perusahaan. Aplikasi-aplikasi tersebut mesti ter-update secara berkala. |
Pengalaman lumayan memalukan juga pernah saya alami. Jadi
ceritanya saya sudah berkali-kali mengunggah file laporan Pajak
Penghasilan berformat CSV tetapi oleh server Direktorak Jenderal
Pajaknya selalu tertolak. Saya komplain dengan nada agak kesal ke bagian
pelayanan karena sistem mereka saya tuding enggak mendukung. Setelah diarahkan oleh bagian IT-nya,
ternyata saya harus memperbarui aplikasi Surat Pemberitahuan Elektroniknya
karena file dari aplikasi lama sudah enggak bisa terbaca. Saya mengikuti
petunjuk dan memperbaharui aplikasinya. Namun, ternyata laptop saya sudah
enggak bisa lagi menampung data tambahan dari patch pembaruan tersebut.
Duh, malunya saya sudah hampir marah-marah ke petugas eh ternyata masalahnya di
laptop sendiri.
Setelah bergelut hingga nyaris tengah malam dengan lusinan
kertas kerja, miliaran rupiah uang yang mesti saya rekap, dan beberapa aplikasi
perpajakan, akhirnya pajak bisa saya laporkan. Saking leganya, saya
hampir memesan tumpeng dan grup kasidahan untuk syukuran. Saya merenung, ini
enggak bisa nih kayak begini terus setiap bulan hanya gara-gara laptop yang
suka ngadat. Di tengah perenungan saya di sebuah minimarket yang
menyediakan tempat ngopi, saya melihat ada seseorang yang sedang sibuk di balik
layar laptopnya. Begitu serius. Urusan kerjaan pasti. Laptopnya begitu
terlihat elegan, kokoh, dan apa ya, hmmm…terlihat formal dan kasual di saat
yang sama. Di muka laptopnya tertera brand ASUS.
Rasanya sudah saatnya laptop orang kantoran bukan lagi laptop entry level yang kemampuannya pas-pasan alias cuma kenceng untuk buka Excel atau ngetik di Word. Yang saya lihat dari orang yang sedang bekerja menggunakan ASUS itu, pasti laptopnya tidak hanya handal untuk kerja. Tapi juga untuk hiburan, terlihat dari headphone yang terpasang dan ia sangat menikmati musik atau konten apa pun yang terdengar. Jadi makin kepo sama brand ini. Selain karena nampaknya kualitasnya bagus, tampilannya juga sukses bikin saya jatuh cinta. Bukan pada pandangan pertama, sih, karena saya sering banget liat orang pakai ASUS. Mungkin karena saking banyaknya itu, ya, jadi kelihatan cuma sekilas. Berbeda dengan saat itu yang saya lihat dengan mendalam. Baiklah, sebelum laporan ke bos untuk upgrade laptop, saya mesti kulik ASUS ini lebih dalam.
|
Dashboard situs yang menghubungkan saya sebagai perwakilan perusahaan dengan Dirjen Pajak. Setelah semua data diolah di aplikasi di atas (gambar sebelum ini), dan seluruh kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan perpajakan muaranya adalah di situs ini. |
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) Laptop Dengan Design
Tingkat Ergonomis Tinggi
Setelah saya usut dengan bertanya sana-sini mengumpulkan informasi dan mencari melalui media daring, ternyata
ASUS memang terkenal dengan design yang memikat. Buktinya ASUS, pabrikan laptop asal Taiwan ini sudah menyabet 61.250 penghargaan dari tahun 2021 lalu versi berbagai perusahaan IT dari seluruh penjuru dunia. Saya makin yakin ASUS adalah perusahaan multinasional produsen PC dan perangkat pendukung terbaik di dunia. Terbaru, ASUS masuk dalam salah satu perusahaan paling dikagumi di tahun 2022 berdasarkan survey Fortune. Kelas!
Salah satu yang menarik dari
pencarian saya adalah ASUS Vivobook Pro
14 OLED (M3400). Karena laptop ASUS
teranyar di kelasnya ini memiliki dimensi yang amat ringkas, tipis, dan yang
terpenting ringan namun tetap terlihat solid. Banyak yang bilang, bodi sebuah
laptop nomor sekian, yang esensial kan dalemannya. Duh, buat saya keergonomisan
sebuah laptop itu sungguh fundamental. Saya bolak-balik rumah-kantor setiap
hari naik motor melewati jalanan Jakarta yang sadis banget macetnya, bisa keriting
tulang punggung ini kalau laptopnya berat atau susah dikemas dalam tas.
Membawa ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) enggak perlu pakai ransel yang
besar karena dimensinya sangat ideal yaitu 31.58 x 22.63 x 1.89~1.92cm, jadi cukup nyaman dibawa sambil bermotor ria. Kalau sewaktu-watu perlu
keluar kota dengan pesawat untuk perjalanan dinas, laptop ini juga cukup ramah koper. Bobotnya yang hanya 1,4Kg,
dan dimensi ideal tadi cukup menyisakan banyak ruang di koper yang bisa
digunakan untuk membawa barang lain. Dengan dimensi seperti itu dan pilihan
warna pada sasis utama yaitu solar silver, dan cosmos blue kombinasi list garis
berwarna kontras dengan warna utama,
display komputer jinjing ini sangat santai namun tetap terlihat amat
profesional, futuristik dan kental nuansa premium. Enggak bakal minder deh
walau cuma buat gaya konten foto di sosmed ala-ala mas atau mbak SCBD dengan
caption, “lembur tipis-tipis”.
|
Display memikat dan sangat ergonomis |
Dengan ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) Lapor Pajak Jadi Lebih Cepat
Salah satu Key Performance
Indikator (KPI) bagi seorang pegawai pajak perusahaan kayak saya ini adalah
ketepatan dalam hal pembayaran dan pelaporan pajak, baik nominal maupun waktu, ke negara. Enggak boleh
telat, atau akan ada denda menanti dan KPI saya menjadi jelek yang berakibat enggak
naik gaji atau enggak mendapat bonus. No! Jangan sampai, deh, itu kejadian.
Nah kalau pakai ASUS Vivobook Pro
14 OLED (M3400) ini siklus pekerjaan
transaksi perpajakan saya pasti bisa dipangkas waktunya dengan cukup signifikan.
Karena ASUS sangat memperhatikan detail pada produk ini. Touchpad dengan
ukuran yang luas dan juga mengusung keyboard ASUS ErgoSense, sungguh
membantu mobilitas jemari saya di papan ketik.
Jarak tombol, kedalaman tekan, sangat
presisi sehingga saya, yang kalau kerja jarang pakai tetikus, menjadi lebih
cepat dalam mengoperasikan tombol-tombol shortcut di Excel dan pasti meminimalisir
typo. Ini sangat vital mengingat jobdesc saya banyak melibatkan
angka, salah ketik satu angka saja fatal akibatnya. Laporan pun pasti bisa saya
submit bahkan sebelum deadline tiba. Seneng, enggak? Ya seneng
dong, masa enggak!
|
Dijinjing pun oke |
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) yang Adaptif dengan Perkembangan
Dunia Kerja
ASUS juga sangat mengerti di zaman perilaku
orang kantoran sudah berubah dari yang work from office minded menjadi hybrid alias bisa kerja di mana pun. Kalau memang saya harus bekerja
dari luar kantor, si bos enggak perlu khawatir untuk memonitor atau
mengorganisir pekerjaan karena ASUS Vivobook
Pro 14 OLED (M3400) punya teknologi AI Noise Cancelling. Gunanya untuk
meredam suara bising di sekitar tanpa perlu setting apa-apa lagi.
Asiknya, kecanggihan kecerdasan buatan untuk menyaring kebisingan ini berlaku keluar-masuk alias dua arah, loh. Maksudnya suara kita sebagai pengguna akan jelas terdengar oleh lawan bicara, dan suara lawan bicara pun clear ditangkap oleh telinga kita. Jadi kalau sedang meeting online menggunakan
Vivobook Pro 14 OLED (M3400), peserta
rapat enggak akan terdistraksi oleh suara asing jika saya berada di tempat yang
agak padat crowd-nya. Kalau sedang berada di rumah dan meeting
online, saya enggak perlu khawatir suara knalpot rusak dari motor yang lewat
akan masuk ke audio meeting.
Bos ngajak meeting online
dadakan pagi-pagi sementara saya belum mandi dan dia tiba-tiba memerintahkan,
“semuanya harap on cam, ya!”? Wah, kalau pakai Vivobook ASUS Pro 14 OLED (M3400) rasanya santai saja, cukup
bersisir seadanya karena laptop ini memiliki HD webcam 720p yang amat mumpuni.
Wajah dijamin tetap glowing sepanjang video conference walau badan
masih bau naga. Ada privacy shutter fisiknya juga loh untuk menutup
kegiatan kita yang enggak mau diketahui orang lain sepanjang atau sesudah meeting.
Fasilitas migrasi data dan konektivitas
di ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400)
juga amat lengkap. Ada 1 USB port 3.2 Gen 2 Type-A, dan 2 USB port 2.0 Type-A.
Mau presentasi atau pamer hasil pekerjaan di depan warga masyarakat kantor?
Tenang, ada HDMI port 1.4 yang siap menyampaikan isi laptop ke layar proyektor.
Mau memindahkan foto outing kantor ke Bali dari kamera tinggal colok kartu memori ke Micro SD
card reader. Untuk layanan nirkabelnya ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) menyediakan Wi-Fi versi 6 dual
band, serta Bluetooth versi 5.
Pernah juga suatu waktu saya bosan
bekerja dari rumah. Rasanya kepingin keluar sebentar sambil menyeruput kopi.
Pergilah saya ke sebuah kedai kopi untuk melanjutkan pekerjaan. Tetapi dasarnya
saya orangnya pelupa, saya sering ketinggalan charger laptop. Jadi deh
kerja cuma sebentar, padahal biaya yang keluar untuk secangkir kopi cukup
lumayan. Sangat jauh dari kata produktif. Coba kalau saat itu sudah punya laptop
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400),
enggak bakal kejadian tuh buru-buru nge-save kerjaan karena indikator
baterai sudah merah. Sebabnya laptop ini dilengkapi oleh baterai berkapasitas
50WHrs dengan kandungan bahan 3-cell li-ion, atau sederhananya bisa tahan lebih dari delapan jam untuk digeber berjibaku dengan
kerjaan segunung.
Hidup terasa mudah dengan ASUS Vivobook
Pro 14 OLED (M3400), kerjaan berjalan
mulus, enggak ada lagi drama takut telat laporan atau insecure soal performance
di online meeting. Kordinasi dengan atasan dan kolega dari divisi lain
pun menjadi lancar, produktivitas meningkat to the moon.
|
Si paling ngerti buat diajak kerja dan berkarya |
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) Sangat Mendukung Sistem
Informasi dan Teknologi Perpajakan
Seperti yang sedikit saya singgung
di atas, salah satu tantangan berkiprah di dunia pajak korporasi adalah semakin
berkembangnya teknologi informasi perpajakan. Kalau tools yang kita
punya enggak mengikuti, maka hambatan-hambatan dari yang receh sampai yang kelas
berat siap mengadang. Ya laptop overheating lah, lemot lah, force
shutdown lah, sampai laptop ‘ogah’ menerima update terbaru yang
diminta aplikasi perpajakan.
Untuk ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) hal di atas jelas isu yang sudah
tertangani sebelum masalahnya datang. Penggerak laptop ini adalah prosesor AMD Ryzen™ 5000 H-Series Mobile Processors. FYI saja nih,
prosesor tersebut performanya tinggi sekali bahkan untuk memainkan game berat
sekalipun, jadi enggak bakal mengecewakan dalam hal meladeni aplikasi
perpajakan yang selalu minta update berkala. Prosesor tersebut dirancang
menggunakan arsitektur Zen3 melalui
pemrosesan 7nm, yang membuat fungsi komputasi berjalan maksimal.
Varian high end Untuk ASUS Vivobook Pro 14
OLED (M3400) hadir dengan ditenagai AMD Ryzen™ 5000 H-Series Mobile
Processors yang memiliki full powerful performance core untuk multitasking
bahkan video editing. Selain powerful, prosesor ini memberikan daya baterai
lebih awet sehingga produktivitas harian semakin maksimal. Dilengkapi dengan
kartu grafis integrasi AMD Radeon yang memberikan performa gaming yang tanpa
lag. Produktivitas harian dimanapun dan kapanpun jadi maksimal dengan performa
prosesor dan kartu grafis dari AMD ini.
Prosesor ini terdiri dari konfigurasi 8-core dan 16 -thread hingga bisa
dioperasikan di frekuensi dasar 3,2GHz yang bisa ditingkatkan sampai 4,4GHz. Ini
sangat penting untuk menunjang performa kecepatan sebuah laptop. Memori sebesar
16GB lebih dari cukup untuk membuka banyak tab, jendela, maupun aplikasi pajak
lebih dari satu tanpa perlu khawatir lemot atau bahkan ngelag.
Untuk urusan multitasking laptop ini jelas sangat
prima, apalagi dengan dukungan Windows 11 yang punya fitur primadona bernama Snap Layouts yang memungkinkan kita mengoperasikan beberapa program serentak dalam satu layar. Ruang penyimpanan internal
kapasitas 512GB berbasis M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 sangat ideal untuk menyimpan database
dari Surat Pemberitahuan Elektronik (eSpt) Pajak yang setiap bulannya pasti
ukurannya beranakpinak. ASUS Vivobook
Pro 14 OLED (M3400) ini bisa menjadi market
leader di kelasnya, dan jadi benchmark untuk perlengkapan kerja
karyawan kantoran di perusahaan dengan berbagai skala.
Kalau sedang di akhir bulan
biasanya orang pajak korporasi seperti saya lembur di kantor untuk closing
laporan keuangan. Ketahanan sebuah laptop sangat diuji di waktu-waktu ini
karena bisa jadi seharian full harus stand by. ASUS Vivobook Pro 14 OLED
(M3400) ini punya teknologi thermal control yang apik banget, yaitu
IceCool Plus terbaru.
Sistem ini memiliki dua kipas berbahan Liquid Crystal Epoxy Polymer (SCP) yang kalau dijumlahkan memiliki total 86 bilah. Hal ini membuat aliran
udara 16% lebih optimal untuk menunjang kinerja laptop agar tidak terjadi overheat.
Kepala boleh panas, tapi laptop mesti tetap adem.
Dibekali operating system
Windows 11 yang kompatibel hampir dengan semua software dan tampilan antarmuka yang lebih mutakhir, user friendly, widget yang menarik, dan segar, ASUS Vivobook Pro 14 OLED
(M3400) bisa switch performance supaya prosesor bekerja dengan TDP (Thermal Design Power) di 45
watt sehingga konversi energi listrik ketika laptop dioperasikan tidak menimbulkan panas berlebih. Jadi laptop bisa lebih kencang dan fast response ketika digunakan, dan daya tahan baterai jadi lebih lama.
Kalau begini, selain sistem aplikasi pajak, laptop keren ini juga sangat suitable
untuk sistem keuangan dan akuntansi lain yang memerlukan laptop spesifikasi
tinggi seperti SAP, ERP, dan Oracle. Wah, seru kayaknya kalau satu divisi di
kantor bisa pakai laptop yang sama.
|
Jadi akur sama rekan kerja |
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) Sang Penyejuk Mata Orang
Kantoran
Konsekuensi kesehatan yang harus
diterima orang kantoran tuh biasanya mata minus karena keseringan menatap layar
laptop dengan durasi lama. Untuk pengguna ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) rasanya enggak perlu khawatir.
Namanya juga OLED, Organic Light Emitting Diode, teknologi ini digunakan untuk
memproduksi cahaya dan gambar kualitas tinggi. ASUS adalah pelopor satu-satunya untuk teknologi yang manfaat dan keunggulannya begitu besar ini. Namanya juga perusahaan IT top dunia, pasti kualitas dan pelayannannya no.1, dong.
Dengan layar 14 inch ASUS Vivobook
Pro 14 OLED (M3400) memiliki resolusi 2,8K
dengan 90Hz refresh rate dan 100% DCI-P3. Buat orang pajak atau keuangan yang
enggak boleh luput menghitung angka, rasio aspek 16:10 sangat membantu karena
jangkauan pandang akan lebih luas dan detail sehingga mata enggak perlu
sering-sering memicing untuk memastikan ketepatan deretan bilangan.
Oh iya, mumpung ingat, 100% DCI-P3
itu artinya cakupan warnanya lebih luas, lebih banyak warna turunannya, teknologi
ini bahkan digunakan dalam industri perfilman karena selain range
warnanya luas, detail yang ditampilkan juga baik dan sangat akurat. Layar ASUS
OLED ini enggak bisa diragukan lagi konsistensinya karena sudah memiliki
sertifikasi PANTONE Validated Display. Supaya
lebih mudah membayangkannya, saya buat perbandingannya lewat ilustrasi
sederhana berikut:
|
ASUS OLED 100% DCI-P3 lebih kaya warna |
Pernahkah kita nonton acara kuliner
tetapi tampilan warna makanannya kelihatan pucat atau gelap? Nah, itu karena layar
atau monitor yang kita gunakan hanya memiliki cakupan warna yang sedikit sehingga sistem monitor 'terpaksa' memilih warna yang tersedia untuk ditampilkan. Nah,
ASUS OLED dengan 100% DCI-P3 bisa menampilkan gambar sesuai warna aslinya
karena punya ‘stok’ warna yang banyak. Untuk divisi marketing dan komersial di kantor saya,
teknologi ini sungguh membantu karena effort untuk mendapatkan grading
warna yang tepat ketika proses penyuntingan konten video promosi atau materi untuk bikin company profile jadi enggak teralu banyak.
Apa lagi, ya? Oh ini, ternyata
laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400)
unsur entertainment dan multimedianya
juga capable sekali, lho. Pengertian banget nih laptop kalau healing
paling gampang untuk orang kantoran dengan jam kerja teratur nine to five
rutin lima kali dalam seminggu ya nonton film, nge-games atau
mendengarkan musik.
Karena kecanggihan
lain ASUS OLED adalah kualitas visualnya tetap pada tingkat 100% walau kita menurunkan
tingkat kecerahan hingga rendah sekali. Kalau sedang capek menghitung berapa
pajak perusahaan yang harus disetor, saya rehat sejenak untuk melakukan hobi seperti
nonton film-film Marvel Cinematic Universe atau nge-games santai. Dengan
kualitas layar seperti itu pasti akan sangat memuaskan. Duileh, bakalan meleleh
hati ini liat senyum Scarlett Johansson dengan gambar sebening itu tanpa lag.
Mau nonton film-film superhero keluaran DC yang terkenal akan tone dark-nya? Hooo, jangan khawatir kita akan kehilangan sentuhannya. Karena layar OLED pada ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) ini kontras pada warna hitamnya sangat memanjakan mata. Penggemar film Trilogi Batman bikinan Christoper Nolan pasti puas banget nonton di layar OLED ASUS ini. Sertifikasi VERSA CERTIFIED Display HDR True Black 600 yang telah diperoleh adalah jaminan bahwa inovasi ASUS OLED ini unggul baik dalam display penuh warna dan juga pada nuansa monokrom.
Untuk masalah pada monitor, yang
paling menyebalkan dari laptop pada umumnya adalah layar kadang berkedip (flicker)
dan sangat mengganggu kesehatan mata. Nah, ASUS OLED juga memiliki teknologi anti-flicker
yang bikin mata enggak cepat capek. Buktinya teknologi besutan ASUS ini memegang
sertifikasi TÃœV Rheinland untuk teknologi
anti-flicker dan low blue light.
Sekadar informasi, blue
light pada laptop adalah cahaya yang paling merusak mata. Karena spektrum
cahaya biru adalah yang paling panjang di antara warna utama lain seperti merah, dan
hijau. Mata manusia enggak bisa bertahan lama dengan spektrum cahaya biru ini,
dan mata kita enggak punya mekanisme pertahanan alami untuk menangkal gelombang
blue light yang umum terdapat pada setiap gadget. Satu-satunya
jalan agar mata tetap aman adalah teknologi artifisial untuk menetralisir ancaman blue
light. Inovasi bernama ASUS OLED hadir sebagai jawabannya.
|
Berbeda dengan spektrum cahaya lain yang mampu difilter pupil, spektrum blue light yang panjang bisa menembus hingga retina. Berbahaya jika terpapar untuk jangka panjang. |
Nah, sertifikasi TÃœV
Rheinland tadi menegaskan bahwa komitmen ASUS Vivobook
Pro 14 OLED (M3400) dalam menjaga kesehatan mata bukan cuma gimmick marketing
semata. Jadi, pegawai pajak kantoran kayak saya enggak perlu khawatir plafon reimbursment
pengobatan mata bakalan nombok. Bayangkan, dari layarnya yang
berkualitas tinggi saja saya sudah menemukan multiple effect berupa
penghematan uang berobat mata. Ini saya belum bicara potensi dari sisi
penghematan energinya.
|
Kerja sambil streaming-an seharian enggak perlu takut pandangan buram, ayo aja! |