Tuesday, 20 May 2014

Cilegon dan Investasi


Selamat datang di Cilegon =)


Kalo bukan karena industri bajanya, mungkin nggak banyak orang yang tau Cilegon itu apa, dan dimana. Dulu, Cilegon hanyalah kota kecil di pesisir ujung barat Pulau Jawa. Kota ini cuma jadi pasar tumpah atau tempat singgah bagi yang mau ke Sumatera dari Jawa atau sebaliknya.
Kehadiran sebuah pabrik baja bernama Trikora di era Bung Karno merubah seluruhnya tatanan kehidupan sosial kota ini. Apalagi setelah jaman Orde Baru mengambil alih industri baja tersebut dan mengganti namanya menjadi Krakatau Steel. Secara resmi, Cilegon mentasbihkan namanya menjadi kota industri penting di Indonesia.
Industri baja itu menarik industri-industri lainnya sebagai pendukung untuk tumbuh. Jadi deh pribahasa ‘ada gula ada semut’ berlaku di Cilegon. Dalam artian, lapangan kerja terbuka luas maka para pendatang secara massive masuk ke Cilegon.
Nah di sini gue ngeliat peluang. Walaupun untuk ukuran kota industri yang penting dan gede, Cilegon menurut gue infrastruktur pendukungnya masih biasa-biasa aja. Gue nggak bilang kurang.
Infrastruktur utamanya boleh lah udah komplit. Tapi pendukungnya masih kurang ‘wah’ dan masih sedikit yang mau investasi di sini. Padahal 423.708 jiwa  (sumber: www.kemendagri.go.id) adalah pasar yang menggiurkan.
Karena predikatnya sebagai kota industri, Cilegon dipadati oleh para pendatang dari berbagai daerah. Nah mereka ini dateng membawa latar belakang, karakter, selera, dan gaya hidup yang beda-beda dari daerahnya. Contoh kecil yang biasa gue alami dan paling simpel nih ya, mari kita ngomongin pendatang muda dari Bandung. Anak muda Bandung biasanya gaul abis. Di daerah asalnya kuliner khas banyak, tempat nongkrong tinggal pilih, urusan fashion nggak perlu bingung. Tapi mereka mendadak mati gaya ketika pindah ke Cilegon. Again, karena infrastruktur pendukung di Cilegon biasa aja. Anak muda Bandung tersebut tetap bisa hidup, tapi ketika dia perlu membeli fashion bermerek misalnya, dia bakal cari ke luar Cilegon. Ke Tangerang, Jakarta, atau bahkan balik ke Bandung sekalian.
Itu baru yang dari Bandung, belom dari daerah lain. Nah untuk yang bingung gimana caranya menginvestasikan uang berlebih, gue sih nggak ragu nyaranin untuk ‘menanam’ uang di sini. Bisa dengan bikin restoran khas daerah asal yang di Cilegon masih terbatas banget, bisa juga buka gerai-gerai di bidang sandang dan pangan yang branded, atau ide-ide lain yang mana di Cilegon ini masih banyak banget celahnya. Ah Cilegon kan luasnya cuma 175km per segi, kecil! Yups, tapi justru handicap ini bisa jadi potensi buat Cilegon. Apa sih yang konsumen harapkan dari penjual barang dan jasa? Salah satu jawabannya adalah dekat. Dengan area ‘jelajah’ yang nggak begitu luas, penduduk Cilegon nggak perlu ngeluarin effort gede untuk dapet apa yang mereka mau. Yang penting para pelaku usaha pinter-pinter dan kreatif aja manfaatin lahan.
Properti apalagi, ini menjanjikan banget. Mereka yang dateng ke Cilegon dengan status jomblo dan bekerja di sini jumlahnya terus bertambah seiring banyaknya pabrik-pabrik baru yang juga subur bertumbuh. Nggak sedikit mereka yang ketemu jodoh di sini kemudian berkeluarga. Otomatis kebutuhan untuk hunian dan bisnis juga meningkat. Apalagi ketika Krakatau Steel patungan sama pabrik baja Korea untuk bikin industri baja yang baru, maka slot ekspatriat harus ditambahin di struktur kependudukan Cilegon. Makin banyak kan penduduknya?
Gimana dengan sektor pariwisata? Jujur aja Cilegon nggak punya objek wisata baik alam atau non-alam yang menarik. Tapi untuk menuju objek-objek wisata terbaik di Banten dan Lampung, Cilegon adalah pintu gerbangnya. Mau ke Anyer, Ujung Kulon, Gunung Krakatau, bahkan Teluk Kiluan, semuanya kudu lewat Cilegon. Ini kode banget buat yang mau buka jasa travel.
Omong-omong soal travel, yang gue liat peka dalam hal ini adalah PT. KAI. Perusahaan plat merah itu menyadari potensi pendatang dari Jawa yang bermukim di Cilegon. Maka dari itu PT. KAI membuka rute Merak-Kediri untuk mengakomodir mereka yang mau pulang ke kampung halaman atau sekedar jalan-jalan.
Dan ini sih sekedar saran atau cita-cita gue ya, karena sejarahnya yang lumayan panjang sebagai kota industri, suatu hari Cilegon mesti punya museum industri. Keren kan? Bisa wisata industri gitu di Cilegon.
Dan pada akhirnya gue nggak jamin investasi di Cilegon bisa berhasil juga nggak bisa jawab kapan Return of Investment sebuah bisnis bisa balik. Yang bisa gue pastikan adalah banyak market yang belum tergarap di kota yang gue tinggalin sejak kelas 4 SD ini.

Cilegon adalah satu dari sedikit kota kecil dimana industri dan kehidupan sosial masyarakat berdampingan dengan harmonis. Mari kakak kunjungi Cilegon kakak, boleh kakak….

Cilegon menjelang senja

Share:

10 comments:

  1. Oh.. Cilegon itu cuma 175km2 ya.. Tapi luas segitu juga belom dijelajahin semua sih.. ahaha :))
    Ebtw, gue juga baru pindah ke Cilegon waktu kelas 4 SD. Kok sama sih? hmmm..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Minggu depan libur panjang jelajah Cilegon aje, hehehe. Owh, jadi anak baru yang waktu itu elu bro? =D

      Delete
  2. Tjieee kalian, ternyata sudah kenal dari kelas 4 SD :p

    ReplyDelete
  3. Aku orang Bandung. Tapi jarang nongkrong, fashion pun seadanya. Sebagai orang Bandung, sepertinya aku gagal gaul.

    Tapi ngomong-ngomong, dari Bandung ke Cilegon kan lumayan, kapan-kapan mampir ah mencari baja di sana.
    Di Cilegon ada industri jodoh juga? Jodoh yang terbuat dari baja. Jodohnya Robocop.

    Cieee lihat komentarnya pada saling kenal. Ikut kenalan juga dong.....!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hayuk sini Mas maen ke Cilegon. Jangankan jodohnya Robocop, enyak babehnya, Robocop juga ada di sini =D

      Salam kenalan dari kita, Mas =)

      Delete
  4. Kotanya boleh kecil, peluang investasinya besar.
    jadi pengen pindah ke sana. tapi kok nonjomblo ya... emak2 masih laku kerja di sana? xixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Atuh jangan kerja Mbak...buka lapangan kerja aja di sini =)

      Delete
  5. saya belum pernah ke cilegon , tapi kalau ke serang saya sering soalnya ada sodara, kalau ada modal sih kaya nya pengen mass buka usaha , apalagi di kota cilegon masih jarang yang membuka usaha , namun yang di butuhkan modal nya, cari kerja saja susah mass. soalnya mata saya minus.

    ReplyDelete
  6. Nah itu dia mas, jangan cari kerja kalo ke Cilegon. Tapi buka lapangan kerja kalo bisa. Insha Allah bisa. Or mungkin kita bisa joinan? Hehehe... Semangaaaattt =)

    ReplyDelete
  7. Saya baru 3minggu tinggal dicilegon,awalnya kagettt sama cuacanya,maklum biada ngadem di Bandung. Sy blom terlalu hafal daerah2 disini,barangkali ada recomend tempat2 nongkrong2 ngopi cantik buat sepulang kerja atau tempat makan bisa dishare yah,thank u ;)

    ReplyDelete