Sunday, 15 February 2015

Flash Fiction: Toko Sebelah

Minggu pagi. Gue disuruh encing untuk beli antena TV. Beliau bilang di komplek belakang ada toko yang jual alat elektronik termasuk antena. Berangkatlah gue menuju toko tersebut.
Sesampainya di sana, gue disambut oleh bapak-bapak bermata sipit.

Dengan fasih dia mempresentasikan barang dagangannya
"You beli yang ini aja. Canggih la ini. Licipelnya (receiver-nya) udah otomatis. You tinggal pencet lemot (remot) dia bisa nyali sinyal sendili. You ga usah lepot-lepot mutel (muter) antenanya."
"Harganya berapa, Koh?"
"Gua kasih pegoh, lah."
"Wah mahal ya, Koh."
"Ini canggih lah. Belom ada yang jual kayak gini. Kalo you ga pelcaya cek aja toko sebelah."

Ada baiknya juga gue cek toko sebelah, siapa tau beneran lebih murah. Gue pun meluncur ke toko sebelah.

Ternyata bapak bermata sipit itu benar. Toko sebelah nggak jual antena seperti yang dia jual. Dia nggak bohong.

Toko sebelah itu konter handphone.

Share: