Tuesday, 8 December 2015

Kalo Deception Point-nya Dan Brown Dibikin Film

Minggu kemaren gue baru aja ngelarin baca novelnya Dan Brown. Judulnya ‘Deception Point’. Seperti di karya-karya sebelumnya, Dan Brown lagi-lagi memanjakan para penggemar teori konspirasi lewat setting, plot, penokohan dan imajinasinya.

Berbeda dari karya sebelumnya yang mencapurkan konspirasi dengan seni dan kepercayaan tertentu. Dan Brown mencoba menusuk ranah politik di Deception Point, dan tentu saja dibalut dengan kisah konspirasi kelas tinggi. Ini gue rasa kalo ada produser yang minat buat memfilmkannya, bakalan nemuin berbagai kendala. Atau bahkan masalahnya adalah bukan pada minat atau tidak minatnya produser, tapi berani atau tidak.

Dengan kecerdasan, dan gue yakin melalui riset mendetail dan imajinasi kampretnya, Dan Brown benar-benar ‘menguliti’ bagaimana intrik politik saat pemilihan umum di AS berjalan. Secara meyakinkan dia juga mengkritik, kalo nggak mau dibilang menelanjangi, lembaga kebanggan Negara adidaya tersebut, NASA.

Setelah Baca halaman terakhir dan menutup buku ini, reaksi gue akan sama layaknya orang kebanyakan sehabis baca buku fiksi bagus. Gimana ya jadinya kalo buku ini dijadiin film? Kayaknya seru. Walaupun pasti kontroversi nggak bakal bisa dihindari kayak di The Da Vinci Code. Hollywood pasti mikir-mikir nih, karena di salah satu bab Deception Point Dan Brown menyinggung adanya hubungan transaksional antara industri film tersebut dan NASA. The Da Vinci Code okelah bisa diproduksi, padahal yang diangkat justru isu yang lebih sensitif, yaitu agama. Tapi industri film justru suka dengan isu tersebut karena orang jadi penasaran pengen nonton. Nah kalo di Deception Point bakalan beda cerita, karena yang kena sindir justru industry itu sendiri. Karena setelah baca buku ini, mendadak gue ngerasa bahwa NASA, dan film-film semacam Red Planet, Armageddon, sampai yang terbaru The Martian, menjadi nggak keren lagi.

Oiya, balik lagi ke topik gimana kalo buku ini diangkat ke layar lebar? Nggak usah jauh-jauh dan berat-berat deh dengan ngebahas apa dampak sosial dan politik dunia kalo film ini terbit. Gue mencoba membayangkan siapa-siapa aja yang cocok memerankan karakter kunci dalam novel tersebut. Setelah berdiskusi sebentar dengan dispenser di kamar kosan, gue menemukan beberapa nama aktor dan aktris.

1. Rachel Sexton
Rachel Sexton ini bisa dibilang tokoh sentral dalam cerita penuh intrik ini. Seorang ‘kurir’ informasi antara NRO (gue lupa singkatannya, tapi ini adalah sebuah badan intelejen AS yang benar-benar ada) dengan Gedung Putih. Penggambaran Ms. Sexton, begitu dia dipanggil, berpenampilan biasa aja sebagaimana agen dari dinas rahasia. Cantik. Pintar sudah pasti karena dia harus bekerja untuk dua bos, yaitu direktur NRO dan Presiden AS. Dan dia pula lah yang mengurai misteri di akhir-akhir cerita. Berusia sekitar 33 tahun, dan jomblo. Gue kepikiran Gwyneth Paltrow buat memerankannya. Doi udah lebih dari 33 tahun sih, tapi bisa diakalin lah keriput-keriput dikit mah. Perannya sebagai Pepper di Iron Man cukup menggambarkan perannya sebagai wanita cerdas dan good looking.

2. Mike Tolland
Seorang ahli kelautan dan bintang TV. Dia menjadi salah satu ilmuwan yang dipilih oleh presiden untuk meneliti temuan NASA yang mengguncang dunia. Orangnya santai, lucu, tapi berwawasan luas. Owen Wilson kayaknya cocok deh memerankan Mike Tolland. Sikap serius tapi santainya udah teruji di film Sanghai Knight bareng Jackie Chan. Dan kesan tangguhnya bisa diliat di film No Escape. Gue memilih Owen setelah menyingkirkan James Franco. James pernah berperan sebagai ilmuwan sih di Rise of Planet Of The Apes, tapi untuk jadi orang yang kocak dia kelewat kaku.

3. Zach Herney
Ini nih si Presiden AS yang diceritakan sedang berada di penghujung masa kekuasaannya. Dia mempunyai misi untuk mempertahankan NASA tetap menjadi lembaga kebanggaan masyarakat AS. Seperti sosok presiden mana pun di dunia, sosok ini harus diperankan oleh mereka yang mempunyai kharisma lebih. Pengen milih Morgan Freeman, tanpa bermaksud rasis, tapi di novel ciri fisik Herney berkulit putih. Chris Evans, kemudaan. Dwayne Johnson, ah ini peran presiden bukan lawan panco Optimus Prime. Jhonny Deep, ah….sudahlah. Akhirnya ketemu sama figur Liam Neeson. Beberapa kali jadi sosok kebapakan di The A-Team, dan jadi Zeus di Clash of The Titans. Dan pernah juga memerankan pelindung sejati di Taken. Cukup ayak untuk diberi kesempatan memerankan ‘manusia paling berkuasa di dunia’.

4. William Pickering
Direktur NRO. Dan Brown menyebutkan bahwa NRO adalah organisasi intelejen AS paling rahasia. Kerjaannya kepo-kepo segala sesuatu di dunia ini yang dikehendaki oleh Gedung Putih. Punya akses penuh terhadap militer AS. Juga punya teknologi canggih. William Pickering ini adalah direktur dari NRO. Nggak ada sesuatu pun yang nggak diketahuinya di dunia ini. Kalo ada yang dia nggak tau, berarti sesuatu itu nggak ada. Dia punya kekuasaan memberi rekomendasi presiden negara mana yang berbahaya dan memulai perang. Pembawaannya tenang, dingin, keras, dan penuh perhitungan. Michael Caine cocok deh jadi Pickering. Pengalamannya main di Kingsman dan juga jadi ketua mata-mata partikelir bakalan nolong banget. Sorot matanya pun tajam penuh emosi. Pas untuk seseorang yang punya kekuasaan setinggi direktur NRO.

Demikian menurut gue. Untuk yang udah pernah baca bukunya mungkin ada yang nggak setuju. Sok atuh, komen di kolom komentar. Mana tau ada yang lebih cocok.

Buat yang belom baca, gue sangat merekomendasikan novel sains fiksi ini. Nama Dan Brown adalah jaminan bahwa kita bakal menemukan kejutan-kejutan di dalamnya. Selamat membaca =)
Share:

2 comments:

  1. Keren lah setiap nopel buatannya Dan Brown. Pengen dah aku. Beliin lah :v

    Aku heran juga tuh, Dan Brown kok masih aman2 aja lah buat novel2 kontroversial gitu lah? Kayaknya ada apa2nya nih :v

    @mzaini30

    ReplyDelete
  2. terimakasih atas rekomendasi novelnya,,, :)

    ReplyDelete