Entah gue harus senang atau gelisah ketika blogwalking, khususnya yang bersumber dari share di medsos, gue lebih sering mendapati blogger yang mereview suatu produk atau ikutan lomba tertentu yang diadakan oleh suatu produk baik barang atau jasa. Perilaku blogging ini menegaskan bahwa ngeblog, kalo diseriusin, bisa jadi sumber penghasilan tambahan. Atau bahkan penghasilan utama.
Di whatsap, gue tergabung di sebuah grup blogger yang sebagian besar punya minat besar pada produk elektronik, khususnya gadget. Mereka ini sering banget dapet job review, bahkan ada yang menang lomba dengan hadiah gadget. Di suatu obrolan, gue iseng-iseng nanya. “Seberapa besar sih porsi postingan review berbayar/lomba, disbanding dengan postingan yang memang murni dari pribadi?”. Jawabannya adalah, fifty-fifty. Dengan kata lain setengah postingan mereka adalah artikel yang menghasilkan uang atau hadiah. Grup whatsap itu cuma sampel, cuma fenomena gunung es. Di luar sana, mungkin ada yang presentasenya lebih signifikan lagi.
Gue nggak bakal bahas kecenderungan tersebut baik atau nggak dalam dunia perblogan. Gue cuma akan mencoba memprediksi soal job review atau lomba blog ini ke depannya.
Menurut gue, di tahun 2016 ini bakal makin banyak blogger-blogger yang menggunakan kemampuannya untuk job review atau ikutan lomba. Brand-brand bisnis sudah mulai menyadari bagaimana berpengaruhnya sebuah opini yang ditulis seorang blogger. Karena bisanya, blogger-blogger ini punya umat di media sosial (gue mah belom termasuk kategori ini). Cara ini dipandang efektif dan efisien. Kicauan Twitter dari seorang blogger yang berisi link konten review sebuah produk adalah strategi mouth to mouth dalam bentuk digital. Impactnya besar, dan yang terpenting, lower cost dibanding harus beriklan di TV atau pasang baligo segede-gede Godzilla.
Nah, para pemilik brand yang sebagai driver ini membutuhkan blogger sebagai tools dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Kenapa demikian? Ambil satu sampel. Smartphone misalnya. Dalam beberapa bulan, ada puluhan tipe dan varian baru. Tiap jenisnya membutuhkan ulasan, pembangunan opini, brand imaging, bahkan kalo cukup nekat butuh kritik dari para blogger. Itu baru dari satu lini. Belum dari otomotif, pariwisata, online shop, dan masih banyak lagi. Tahun 2016 ini bisa jadi adalah titik di mana kita menuju suatu masa ketika blogger menggantikan marketer di sebuah perusahaan. Berbahagia dan bersyukurlah bagi kalian yang sejak dulu sudah dapet kepercayaan dari beberapa brand.
Gue memprediksi bukan tanpa alasan loh. 2016 ini kan dicanangkan sebagai dimulainya era Masayarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Maksudnya adalah secara garis besar, sesama negara anggota ASEAN bebas berinvestasi, berdagang, ekspor-impor barang, modal, dan sumber daya manusia.
Bakalan makin banyak produk yang masuk ke Indonesia tanpa khawatir terbentur kebijakan. Kang duren medan di sepanjang Jalan Pasar Mingggu siap-siap aja bersaing dengan duren Bangkok yang lebih gede dengan harga sama, bahkan lebih murah karena akibat MEA akan bebas bea masuk. Gitu kira-kira ilustrasi sederhananya.
Jadi kalo selama ini yang kita baca hanya review atau lomba tentang gadget, otomotif, makanan, buku, dan film, di 2016 ini jangan heran kalo ada yang review beras Thailand atau kaos bola made in Vietnam. Bahkan nantinya Pertamina merasa perlu promosi lewat blogger supaya bisa bersaing dengan pom-pom bensin milik Malaysia. Karena bisa jadi bensin yang dijual negara tetangga lebih murah. Bank-bank Singapura yang mudah buka cabang di Indonesia bakal jadi berkah tersendiri bagi financial blogger.
Kira-kira begitulah prediksi gue soal trend blog di 2016 ini. Blogger harus bersiap-siap. Selain harus meningkatkan kualitas tulisan, kemampuan berbahasa Inggris yang mumpuni akan sangat membantu. Selamat datang di 2016. Welcome to MEA, Bloggers!
Di whatsap, gue tergabung di sebuah grup blogger yang sebagian besar punya minat besar pada produk elektronik, khususnya gadget. Mereka ini sering banget dapet job review, bahkan ada yang menang lomba dengan hadiah gadget. Di suatu obrolan, gue iseng-iseng nanya. “Seberapa besar sih porsi postingan review berbayar/lomba, disbanding dengan postingan yang memang murni dari pribadi?”. Jawabannya adalah, fifty-fifty. Dengan kata lain setengah postingan mereka adalah artikel yang menghasilkan uang atau hadiah. Grup whatsap itu cuma sampel, cuma fenomena gunung es. Di luar sana, mungkin ada yang presentasenya lebih signifikan lagi.
Gue nggak bakal bahas kecenderungan tersebut baik atau nggak dalam dunia perblogan. Gue cuma akan mencoba memprediksi soal job review atau lomba blog ini ke depannya.
Menurut gue, di tahun 2016 ini bakal makin banyak blogger-blogger yang menggunakan kemampuannya untuk job review atau ikutan lomba. Brand-brand bisnis sudah mulai menyadari bagaimana berpengaruhnya sebuah opini yang ditulis seorang blogger. Karena bisanya, blogger-blogger ini punya umat di media sosial (gue mah belom termasuk kategori ini). Cara ini dipandang efektif dan efisien. Kicauan Twitter dari seorang blogger yang berisi link konten review sebuah produk adalah strategi mouth to mouth dalam bentuk digital. Impactnya besar, dan yang terpenting, lower cost dibanding harus beriklan di TV atau pasang baligo segede-gede Godzilla.
Nah, para pemilik brand yang sebagai driver ini membutuhkan blogger sebagai tools dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Kenapa demikian? Ambil satu sampel. Smartphone misalnya. Dalam beberapa bulan, ada puluhan tipe dan varian baru. Tiap jenisnya membutuhkan ulasan, pembangunan opini, brand imaging, bahkan kalo cukup nekat butuh kritik dari para blogger. Itu baru dari satu lini. Belum dari otomotif, pariwisata, online shop, dan masih banyak lagi. Tahun 2016 ini bisa jadi adalah titik di mana kita menuju suatu masa ketika blogger menggantikan marketer di sebuah perusahaan. Berbahagia dan bersyukurlah bagi kalian yang sejak dulu sudah dapet kepercayaan dari beberapa brand.
Gue memprediksi bukan tanpa alasan loh. 2016 ini kan dicanangkan sebagai dimulainya era Masayarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Maksudnya adalah secara garis besar, sesama negara anggota ASEAN bebas berinvestasi, berdagang, ekspor-impor barang, modal, dan sumber daya manusia.
Bakalan makin banyak produk yang masuk ke Indonesia tanpa khawatir terbentur kebijakan. Kang duren medan di sepanjang Jalan Pasar Mingggu siap-siap aja bersaing dengan duren Bangkok yang lebih gede dengan harga sama, bahkan lebih murah karena akibat MEA akan bebas bea masuk. Gitu kira-kira ilustrasi sederhananya.
Jadi kalo selama ini yang kita baca hanya review atau lomba tentang gadget, otomotif, makanan, buku, dan film, di 2016 ini jangan heran kalo ada yang review beras Thailand atau kaos bola made in Vietnam. Bahkan nantinya Pertamina merasa perlu promosi lewat blogger supaya bisa bersaing dengan pom-pom bensin milik Malaysia. Karena bisa jadi bensin yang dijual negara tetangga lebih murah. Bank-bank Singapura yang mudah buka cabang di Indonesia bakal jadi berkah tersendiri bagi financial blogger.
Kira-kira begitulah prediksi gue soal trend blog di 2016 ini. Blogger harus bersiap-siap. Selain harus meningkatkan kualitas tulisan, kemampuan berbahasa Inggris yang mumpuni akan sangat membantu. Selamat datang di 2016. Welcome to MEA, Bloggers!
Waah harus meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris nih. Etapi tren ini mungkin untuk saya berlakunya beberapa tahun yang akan datang. Itupun kalau masih lanjut ngeblog dan jadi blogger beneran :) Salam kenal Mas
ReplyDelete@gemaulani
Haduh.. Blog aku belum siap banget ini buat ikutan MEA. Masih alay ga ketulungan, hahaha. Bahasa Inggris juga ya masih gitu lha, :(
ReplyDeleteSerem juga ya MEA.. Tapi nggak papa sih kalau bisa ada Duren yang gedean dengan harga sama kayak yang kecil. #iniapasih
ReplyDeleteEntah kenapa tiap ketemu kata MEA bawaanya gerah heheh @umimarfa
ReplyDeleteKalo banyak kompetisi... saya semakin getol nih ngeblog
ReplyDelete@masirwindotcom
dari dulu sebagai anak ekonomi gue pengen banget nulis tentang MEA, tapi keduluan ama lu nih haha
ReplyDeleteBtw tapi sebenernya tanpa MEA juga, di 2016 blogger emang lagi dibutuhin banget. secara sekarang semua informari didapet lwat internet (dan tentu blog) beda sama dulu yang lewat TV atau koran
Mantab ulasannya. Keep blogging n tetap semangat berkompetisi.
ReplyDelete@ge1212y
blogger dan MEA semoga jodoh :D
ReplyDelete@aleksdejavu
Wahh gak kepikiran sampe sana.. Iya, apalah aku yang masih lugu dan belum ngerti apa apa ini.. Harus belajar lagi ah
ReplyDeleteMEA, akankah kita nanti akan "bersaing" dengan blogger-blogger luar negeri? hehe
ReplyDelete@f_nugroho
Ngeblog buat nulis. Jadi semangat terus @ahliahcitra
ReplyDeleteBlogger menghadapi MEA?
ReplyDeletebener juga neh, tak hanya dunia perdagangan/perekonomian yg gempita menyambut MEA, blogger juga kudu siap bersaing dgn blogger LN ya *lalu cari kamus bahasa Inggris lagi*
@ririekayan
Ngeblog bisa dapat duit... setuju
ReplyDelete@witri_nduz
Ngeblog buat cari duit :3 kalo bisa jadi penghasilan utama tambah alhamdulillah :3
ReplyDeletesemoga bisa jadi lebih keren kak :D
ReplyDeleteSetuju kak. semoga bisa heheh
Delete