Wednesday, 21 June 2017

'Travelling' ke Mal Naik JA Connexion

Dalam travelling, akomodasi adalah unsur terpenting. Ketepatan waktu, dan besarnya budget biasanya sangat bergantung dari cara kita menyiasati masalah akomodasi ini. Kalau pilihannya tepat, kegiatan jalan-jalan akan sesuai dengan itinenary dan anggaran jauh dari kata jebol. Tapi kalau sampai salah menghitung, bisa jadi acara travelling justru akan menjadi menjengkelkan. Tempat tujuan batal terjangkau, dan yang paling menyebalkan adalah adanya kemungkinan keluar biaya tambahan.

Selain penginapana yang mumpuni, transportasi adalah bagian paling vital dari akomodasi. Karena dengan transportasi mobilisasi dalam travelling bisa ditunjang. Dalam berpelesir ke suatu tempat, saya sangat mengandalkan transportasi umum. Dan transportasi umum yang baik adalah yang menjangkau setiap tempat strategis dalam satu rute, dan yang tidak kalah penting, murah. Masalahnya transportasi yang efektif dan murah itu tidak selalu tersedia. Jika pun tersedia, kemungkinan jumlahnya sangat sedikit. Contoh sistem transportasi yang baik itu seperti waktu saya travelling ke Solo. Adanya Batik Trans Solo dengan rutenya yang menjangkau hampir seluruh kota hingga ke daerah pinggiran sangat membantu saya dalam mengeksplor kota budaya ini. Harganya murah, hanya tiga ribu lima ratus Rupiah. Sudah begitu terintegerasi oleh Damri pula yang menuju dari dan ke Bandara Adi Soemarmo. Waktu menunggu antarbus pun tidak terlalu lama.

Terkadang saya suka bingung pas lagi travelling. Ketika keluar bandara dan mau langsung enuju hotel. Naik apa nih enaknya? Naik taksi?Ah, mahal. Naik travel juga malas karena harus menunggu penumpang yang lain.  Untungnya per tanggal 31 Mei 2017 Pengelola Transportasi Jabodetabek bekerjasama dengan Departemen Perhubungan meluncurkan sebuah produk yang sangat membantu dalam hal transport dari bandara kekawasan perhotelan, dan pusat perbelanjaan bernama  JA Connexion (Jakarta Airport Connexion).

JA Connexion ini berupa mickrobus dengan kapasitas 20 orang. Soal kenyamanan tidak perlu khawatir, sarana yang disediakan tidak akan mengecewakan. Tempat duduknya bikin betah, luas juga sampai ada bagasi untuk koper atau ransel. Cocok karena penumpang dari bandara identik dengan bepergian dan barang bawaan yang tidak sedikit.

Apalagi setelah dibukanya Terminal 3 Ultimate, pengguna moda transportasi pesawat meningkat. Konsekuensinya adalah permintaan akan sarana transportasi pendukung juga melonjak. Taksi bandara yang ada harganya masih lumayan tinggi. JA Connexion hadir untuk memenuhi kebutuhan angkutan umum yang lebih massal dan terjangkau. Karena ongkosnya hanya lima puluh ribu Rupiah jika berangkat dari kawasan perhotelan, dan dua puluh lima ribu Rupiah kalau dari mal.

Ini sangat membantu bagi mereka yang ingin langsung menuju hotel tanpa harus khawatir biaya mahal atau sistem transit yang rumit. Bahkan bisa juga digunakan bagi mereka yang sedang transit berjam-jam di bandara. Daripada menunggu lama, jauh lebih berfaedah jalan-jalan sebentar di mal-mal bergengsi di Jakarta.  Mau ke mana? Taman Anggrek, Plaza Senayan, ITC Cempaka Mas, Mal Kelapa Gading, sampai ITC Tanah Abang bisa dilayani oleh JA Connexion ini. Boleh dong ya sekali-sekali travelling ke mal.

Sewaktu event ITC Shopping Festival, para pengunjung cukup terbantu dengan layanan baru ini. Sesuai harapan mereka untuk belanja untung. Makin untung, malah.  Yang menghadairi Closing Ceremony di ITC Shopping Festival tidak perlu repot-repot memikirkan mau naik apa ke bandara dari ITC Cempaka Mas. Just in case kalau ada yang mau langsung long trip ke luar Jakarta. Berikut jadwal keberangkatannya:

ITC Cempaka Mas-Bandara Soetta.
-Pukul 06:00 WIB
-Pukul 08:00 WIB
-Pukul 10:00 WIB
-Pukul 12:00 WIB
-Pukul 14:00 WIB
-Pukul 16:00 WIB
-Pukul 18:00 WIB
Lokasi keberangkatan : halaman depan parkir ITC Cempaka Mas : Pintu Masuk bus Pariwisata.

Jadi tidak perlu bingung lagi kan kalau mau ke hotel atau ‘travelling’ ke mal? Untung ada JA Connexion.

Share:

Tuesday, 20 June 2017

Closing Ceremony ITC Shopping Festival

Ramadhan. Selain berkahnya yang melimpah dalam bentuk rahmat dan ampunanNya, bulan ini juga membagikan rezeki setahun sekali bernama THR. Ini artinya dalam sebulan seseorang bisa mendapatkan paling tidak dua kali gaji, atau kurang tergantung proporsi masa kerjanya. Kalau saya Alhamdulillah sudah mendapat penuh.

Masalahnya tuh kadang kebanyakan orang khilaf dalam memanfaatkan THR ini. Ya kalau tidak membeli barang yang tidak dibutuhkan, ya kemungkinan salah tempat dalam mencari barang yang dimaksud. Banyak pusat perbelanjaan yang menaikkan harga karena melihat peluang meningkatnya demand masyarakat mejelang hari raya.

Nah, 17 Juni 2017 kemarin ada even keren buat yang mau window shopping. Yaitu puncak acara ITC Shopping Festival (ISF). Rame? Sudah pasti. Event yang menggandeng Bank BRI ini menyediakan hadiah total 1,2 milyar Rupiah! Itu dibagi rata ke semua yang berpartisipasi dalam acara ini. Dari stakeholder ITC, pengunjung, tenant, sampai SPG cantik yang cuma bisa dilihat tanpa bisa dimiliki karena kenalan aja nggak berani. Semua untung deh pokoknya.



Kebayang dong ya mulai dari ITC Mangga Dua, Mal Mangga Dua, Orion Mangga Dua, Harco Mangga Dua, ITC Cempaka Mas, ITC Roxy Mas, ITC Kuningan, Mal Ambasador, ITC Fatmawati, Grand ITC Permata Hijau, ITC BSD, dan ITC Depok semua bisa menikmati untungnya. Nah yang bingung mau ke mana membelanjakan THR-nya, di ITC banyak pilihan. Harga jelas terjangkau dan kualitas juga terjamin.

Menurut Ibu Christine N Tanjungan, ITC Division Head, penyelenggaraan ISF adalah apresiasi untuk semua pihak yang telah menjadikan ITC Group menjadi tumbuh dan berkembang. Kabarbaiknya, menurut Beliau kegiatan semacam ini akan diadakan setiap tahun sebagai kegiatan promosi tahunan.

Di lain pihak, dari sisi pendanaan, Bank BRI melalui Executive Vice President, Mass Banking Division Bank BRI Ibu Anik Hidayati, ITC Group adalah partner yang sangat tepat untuk mengembangkan produk dan jasa Bank BRI yang memang target pasarnya adalah UMKM seperti para pedagang di ITC. Selama ISF berlangsung telah terjadi 430,9 miliar transaksi selama periode selama 6 bulan.

Gimana transaksinya nggak besar coba, pengunjung cukup daftar sebagai member dari kartu ITC Privilege dan belanja minimal seratus ribu Rupiah, tidak pandang apakah dengan kartu kredit atau debit. Yang penting dilakukan di mesin EDC BRI. Kalau belanja banyak? Tenang, berlaku kelipatan loh. Asyiknya Bank BRI memberikan hadiah dari masing-masing 3 pengunjung ITC dengan niai 10 juta, 15 juta, dan 20 juta Rupiah. Pengundian dilakukan di ITC Cempaka Mas.

Jadi pengunjung yang belanjanya banyak di ITC punya peluang besar untuk untuk medapatkan grandprize sebesar 200 juta Rupiah. Acara pengundiannya pun berjalan meriah sambil menunggu waktu berbuka dengan penampilan dance performance, ansambel musik dan kuis. Enak ya, pergi ke mall malah dapat uang dan hadiah.

Nah, nanti jangan bingung lagi kalau ingin belanja. Pokoknya bisa belanja untung! Langsung saja ke ITC. Pembayaranya juga mudah karena telahbekerjasama dengan salah satu bank terbesar di Indonesia, BRI. Karena selama ISF berlangsung BRI berkontribusi memasang mesin EDC baru sebanyak 1.890 di seluruh ITC Group. Jadi lupakan repot-repot membawa uang tunai.

Di satu sisi, Bank BRI mendapat banyak nasabah baru karena pengunjung tertarik dengan program Bank BRI. Selain itu aplikasi kartu kredit BRI pun mengalami peningkatan ditandai dengan banyaknya aplikasi dan pembukaan rekening di setiap cabang Bank BRI ITC Group.
Share:

Friday, 16 June 2017

Buka Puasa Bersama Komunitas Jepecom

Ramadhan tiba. Bulan penuh berkah. Bulan yang tepat untuk menambah jalin temali silaturrahmi. Salah satu caranya adalah dengan cara buka puasa bersama. Sebuah kegiatan yang cukup ‘kontroversial’ di bulan puasa dan selalu diperdebatkan karena dia berada di batas wacana dan realita. Ada kelompok mereka yang gercep, baru minggu pertama langsung kompak bikin acara. Ada juga populasi yang nyusun rencananya dari sebelum puasa tapi hingga tetes darah terakhir hewan kurban di Idul Adha mengering, itu buka bersama tak jua terlaksana.

Kesempatan untuk buka puasa pertama saya tahun ini datang ketika komunitas Jepecom mengadakan acara yang bagi sebagian orang hanya obrolan tiada berjuntrung di grup aplikasi obrol maya. Pada tanggal 3 Juni 2017. Oh iya, Jepecom ini adalah akronim modifikasi dari Jejak Petualang Community. Sebuah komunitas berkumpulnya para penghobi jalan-jalan, naik gunung, snorkeling di laut (ya iyalah, masa di sumur), atau kegiatan berbau petualangan lain. Awalnya komunitas ini berawal dari mailing list, lalu tumbuh besar karena waktu itu komunitas yang mengakomodir para pejalan dengan budget terbatas masih jarang. Pokoknya kalau nongkrong sama orang-orang di komunitas ini, saya rasanya belum pernah kemana-mana karena ternganga dengan pengalaman mereka dalam hal melangkahkan kaki. Duh, minder.

Ntap!
Ntap! (2)

Selain dihadiri sama Jpers (anggota Jepecom), hadir pula ex-host acara Jejak Petualang yang dulu sempat booming di TV 7 (sekarang jadi Trans 7). Yang jadi pusat perhatian tentu saja host angkatan keempat Jejak Petualang, Medina Kamil. Acara ini juga diadakannya di toko perlengkapan outdoor miliknya. Jadi sekalian syukuran dan soft opening.

Tokonya tidak begitu besar, tapi lengkap. Dan tidak hanya menjual peralatan untuk naik gunung saja, karena pada dasarnya toko ini menyediakan alat untuk segala aktifitas outdoor. Nama tokonya Gudang Alam. Gampangnya sih kalau naik kendaraan umum, KRL misalnya, turun di Stasiun Tanjung Barat. Lalu naik angkot jurusan Pondok Labu yang melewati RS Fatmawati. Nah letak toko ini di Jl. Margasatwa yang sudah sangat dekat dari situ.

Banyak loh yang bisa saya ambil di acara bukber Jepecom ini. Selain takjil dan nasi ayam semur yang enak banget, saya juga dapat pengetahuan tentang naik gunung dan wawasan Nusantara. Mendengar para pembicara bercerita tentang pengalamannya, tidak mungkin bagi saya untuk tidak mupeng setengah mati. Rasanya tuh kepengin packing terus langsung ke Terminal Kampung Rambutan. Ke mana kek gitu. Oh iya, saya juga dapat bingkisan loh berupa kaos dengan quote “Adventure is about togetherness”, sama travelling kit warna merah. Terima kasih Jepecom. Suka! 
Asik dapet kaos. Mayan, THR utuh. Btw, di foto ini pada tau kan ya saya yang mana?

Sebelum pulang, saya dan teman-teman penasaran dong ya mau foto bareng Medina Kamil. Ya Allah, setelah punya dua anak petualang ini makin charming saja. Lelaki mana coba yang tidak memiliki keinginan untuk melindunginya lahir bathin. Laf!

Kami masuk ke toko Gudang Alam, berharap Medina Kamilnya ada. Dan, ada! Dia lagi main sama anaknya sambil Instastory-an. Dengan malu-malu kami minta foto bareng, dan dengan senyum humblenya dia mau! Ya Allah, katanya bidadari banyak turun di sepuluh malam terakhir Ramadhan, ini kok minggu pertama udah keluar?

Eh pas begitu kami mau keluar toko selepas foto-foto, baru ngeh ada pesohor lain yang berkunjung. Cantik juga. Tinggi pula. Idaman mertua banget. Minta foto bareng lagi. 
<3 <3 <3
Siap jadi talent acara Minggu pagi: My Heart, My Adventure!
Yang satu mantan host Jejak Petualang, yang satu mantan Puteri Indonesia. Mereka makin cantik. Benar kata orang, kalau sudah jadi mantan memang makin cantik. Ah… =(
Share:

Friday, 9 June 2017

Wisata Malam yang Wajib Kamu Kunjungi di Samarinda

Jika kamu sedang berada di Kalimantan atau ingin berlibur ke Kalimantan, salah satu kota yang harus kamu kunjungi adalah Samarinda. Samarinda yang merupakan ibu kota provinsi Kalimantan timur ini merupakan salah satu kota terbesar di Kalimantan dan juga menjadi tujuan pelancong yang sedang berwisata ke Kalimantan Timur. Dianggap gerbang menuju ke pedalaman Kalimantan Timur, Samarinda dilewati oleh sungai Mahakam yang indah.



(sumber : jdih-kotasamarinda.net)
Selain begitu banyak wisata alam yang sangat menarik dan populer, ternyata Samarinda di malam hari juga memberikan hiburan yang tak kalah asyik. Penasaran dengan wisata malam Samarinda? Baca ulasan berikut.

1. Tepian Mahakam  
Tempat yang dianggap bisa mewakili Kota Samarinda sebagai tempat nongkrong malam hari ini terletak di sebelah sungai Mahakam. Bagaikan di luar negeri, pemandangan di Tepian dihiasi dengan kapal atau ketintang yang hilir mudik. Tepian juga dianggap sebagai tempat nongkrong paling ramai di Samarinda karena bukan hanya bisa nongkrong, tetapi juga ada banyak pilihan jajanan yang bisa menemani malam kamu. Tempat ini juga dapat dikunjungi tanpa uang sepeser pun, namun jangan suka buang sampah sembarangan di sini ya!

2. Teluk Lerong Garden 
Sekitar 200 meter dari Tepian, ada teluk yang ditandai dengan pohon beringin yang berumur ratusan tahun dan monumen kapal ketintang. Selain bisa digunakan untuk nongkrong, Teluk Lerong Garden juga terkenal romantis dan cocok untuk pacaran. Dengan banyaknya lampion yang dipasang menghiasi taman ini, suasana di sekitar taman menjadi lebih sendu dan romantis. Kamu bisa ke sini bareng keluarga dan teman untuk sekadar menikmati lampion di malam hari atau berfoto-foto ria.

3. Taman Cerdas PKK  
Salah satu taman di Samarinda yang asyik dikunjungi di siang hari dan ramai saat malam hari ini memiliki berbagai patung berbentuk karakter kartun dan tempat untuk bermain anak. Jika kamu ingin membawa keluarga dan anak ke Samarinda, mampirlah ke Taman Cerdas PKK. Di taman ini kamu juga bisa bermain roller blade atau skateboard.

4. Coffee Shop  
Salah satu yang menarik dari Samarinda adalah kegemaran warganya akan kopi dan kebiasaan nongkrong di malam hari. Karena itu, menjamurlah coffee shop yang memberikan keleluasaan bagi yang ingin nonton bareng hingga malam hari di Samarinda. Banyak coffee shop yang menawarkan konsep yang berbeda dan ada juga yang mengandalkan pemandangan Kota Samarinda pada malam hari. Saat lelah berjalan-jalan malam hari di Samarinda, mampirlah ke coffee shop yang berada di sekitar sungai Mahakam.

Tentu saja wisata malam hari yang menyenangkan di Samarinda akan lengkap jika kamu bisa segera beristirahat setelah puas berjalan-jalan. Begitu banyak hotel murah di Samarinda yang bisa menjadi pilihan tempat istirahatmu setelah berwisata, namun tidak semua memberikan kualitas dan servis terbaik. Karena itu, pilih hotel murah yang berkualitas di Airy Rooms


Sebagai jaringan hotel terbesar di Indonesia dengan jumlah properti hotel terbanyak dibandingkan jaringan hotel lain, Airy merupakan pilihan utama untuk penginapan di Samarinda. Dengan fasilitas lengkap setiap kamar, mulai dari AC, TV layar datar, shower air hangat sampai WiFi gratis, kamu bisa dengan mudah memesan kamar melalui website maupun aplikasi smartphone.

Tunggu apa lagi? Yuk berangkat ke Samarinda sekarang dan nikmati keindahan gerbang Kalimantan Timur ini di malam hari untuk menyegarkan pikiranmu!
Share:

Tuesday, 6 June 2017

Mendaki Lintas Gunung Prau

Akhirnya mendaki gunung lagi setelah terakhir saya mendaki Gunung Ciremai di akhir tahun 2016.

Sejak mendaki gunung menjadi hobi menjamur dan pemandangan puncak gunung menjadi feed wajib di sosmed, Gunung Prau adalah tujuan favorit. Selain aksesnya yang mudah karena berdekatan dengan obyek wisata Dieng, jalurnya yang relatif tidah terlalu sulit, faktor utama penebar pesona gunung ini adalah pemandangannya yang bikin susah move on
Lihat di seberang sana...

Sebelum memutuskan mendaki Gunung Prau, terjadi berbagai ketidakpastian karena cuaca yang tidak menentu dan tragedi memilukan atas meninggalnya tiga pendaki yang tersambar petir di Gunung Prau. Akibatnya gunung ini ditutup untuk pendakian selama beberapa pekan. Tapi di last minute, di saat saya memutuskan untuk mendaki gunung lain, beredar di Instagram bahwa jalur Gunung Prau sudah dibuka kembali. Tanpa ragu langsung pesan tiket bus ke Wonosobo.

Gunung Prau memiliki beberapa jalur. Yang paling terkenal adalah jalur lewat Desa Patak Banteng, dan Dieng. Masing-masing jalur punya keunikan dan kelebihan, dan menentukan di mana nanti kita akan membuka tenda. Awalnya, saya, Centong, dan Ana berencana mendaki via jalur Dieng. Tapi ketika sampai di Lembah Dieng, mobil elf yang kami tumpangi tidak bisa melanjutkan perjalanan sampai ke Dieng karena saat itu ada acara pawai menyambut bulan suci Ramadhan yang menyebabkan kemacetan total. Beruntung sopirnya berbaik hati menurunkan kami di sebuah tempat istirahat para pendaki di dekat basecamp pendakian Patak Banteng. Rencana pun berubah, kami akan mendaki lewat jalur Patak Banteng. Itu pun harus menunggu sore karena dari siang hujan turun dengan konsisten.

Asyiknya mendaki Gunung Prau lewat jalur Patak Banteng, di antara pos 1 dan 2 masih banyak warung. Jadi kalau istirahat tidak perlu repot-repot bongkar logistik. Rombongan saya mah santai, di tiap warung pasti berhenti untuk makan tempe kemul. Nah dari pos 2 ke sana, jalur mulai menggila dengan kemiringan ekstrem. Tapi karena itu lah jalur menjadi lebih pendek. Dan enaknya lewat Patak Banteng ini, campsite-nya adalah best spot di Gunung Prau untuk menikmati matahari terbit.

Saya bersyukur karena ketika sekitar jam tujuh malam sampai di bukit sunrise, masih sepi dari tenda. Mungkin karena saat itu Gunung Prau baru dibuka kembali, jadi belum banyak pendaki. Saya, dan Centong langsung mengklaim sepetak tanah kosong. Petang itu bulan bersinar lumayan terang, membantu saya mengenali siluet Gunung Sindoro. 
Alhamdulillah, cerah


“Nah, di sini aja nih nendanya. Besok pagi pas buka tenda sambil ngopi pemandangan kita adalah itu.” Tunjuk saya ke arah siluet gagah di seberang sana. 
Ngops dul!

Nah untuk turun, kami memutuskan untuk lintas Gunung Prau. Dengan kata lain melalui jalur berbeda dari titik pendakian. Kami sepakat untuk turun melalui jalur yang tembus ke Dieng. Ada beberapa landscape keren kalau melalui jalur Dieng yang tidak akan ditemukan jika melalui Patak Banteng. Yaitu:

1. Bukit Teletubies
Entahlah, tapi sekarang rasanya hampir setiap obyek wisata berupa gunung pasti memiliki sebuah dataran luas berbukit dengan padang rumput dan disebut ‘bukit teletubies’. Nah kalau mendaki Gunung Prau lewat jalur Dieng ini pendaki akan mengakrabi jalan lumayan landai dan luas dengan hamparan tumbuhan perdu. Diselingi beberapa jalan menanjak. Dari kejauhan akan terlihat hijau rumput langsung beradu dengan kaki langit yang biru. 
In frame: Bukan Tinky Winky dan Po

2. Kandang Banteng 
Ini sebuah tempat teduh dengan beberapa batang pohon. Cocok untuk istirahat dan buka hammock. Berkemah di sini juga asyik kayaknya.

3. Patok Puncak  
Gunung Prau secara resmi tercatat dengan ketinggian 2.565 mdpl. Nah, patok atau tanda kalau kita sudah sampai di puncak ada di sebuah bukit tidak jauh setelah Kandang Banteng. Jadi kalau mendaki lewat Patak Banteng dan turun lewat jalan yang sama, kemungkinan tidak akan menemukan patok ini. Pemandangan di sini di dominasi oleh kawasan wisata Dieng dengan Telaga Warna dan Kawah Sikidangnya. 
Rizal Armada?

4. Basecamp Dieng  
Diliat boleh, dipetik jangan
Ini basecamp yang sangat cantik. Jauh dari kesan seadanya, sebuah image yang biasa melekat pada sebuah pos registrasi sebuah gunung. Gapuranya gagah, bentuk bangunannya artsy dari bambu, ada kebun bunga, dan tulisan landmark ‘Gunung Prau’ berukuran besar. Anak Instagram pasti betah.

Jadi, sudah memutuskan mendaki Gunung Prau lewat mana? Jangan bingung, lewat mana pun keindahan gunung ini stabil, kok =) 

Kamu jangan ke sini, move on-nya susah

Share: