Friday, 10 September 2021

Traveling Setelah Pandemi, Masih Seru?

Jujur, agak sulit memulai sesuatu dari awal lagi. Setidaknya bagi blog ini. Pandemi benar-benar mengubah tatanan dunia dari skala global, makro, hingga unit mikro terkecil seperti blog kesayangan Persatuan Istri Camat seluruh dunia ini. Memang pada awal pembuatannya, blog ini enggak secara spesifik bertujuan memposting tentang hobi saya traveling. Tapi seiring berjalannya waktu, karena mungkin, satu-satunya hal menarik dalam hidup saya adalah traveling, jadilah keninglebar ini pelan-pelan membentuk niche travel.

Lalu kita semua tau apa yang terjadi dalam dua tahun terakhir ini. Pandemi datang. Perlahan memaksa kelaziman lama menjadi sebuah sistem yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kalau bahasa birokrat resminya ‘New normal’. Normal baru ini bukan main dampaknya.Mulai dari tingkatan menteri negara sampai travel blogger wanna be medioker macam saya kena imbasnya. Gimana mau nulis blog wong enggak jalan-jalan, apa yang mau ditulis?

Ini membuat saya maping kembali tujuan kenapa blog ini dibuat. Saya gulir kembali daftar postingan di dashboard. Ternyata saya menemukan bahwa, “ah, gue enggak setraveling itu”. Banyak unggahan lama yang enggak melulu bicara soal tujuan wisata, tips dan trik cari akomodasi murah, atau cerita tentang pengalaman konyol mendaki gunung. Suprisingly, viewernya lumayan banyak. Saya tiba pada satu kesimpulan bahwa blog ini adalah satu-satunya kanal bagi keresahan saya. Mau ngeYoutube, enggak punya alat yang proper dan kemampuan editing video berada di level di bawah menyedihkan. Ngepodcast? Enggak ada teman ngobrolnya.  Stand up comedy? Untuk saya yang penikmat jokes bapak-bapak tingkat “buah buah apa yang keliatannya enggak enak badan? Alpucat! Jaaaahhhh” rasanya melucu sendiri di depan orang banyak itu enggak dulu, deh. Jadi, ya, blog ini jadi escaping room terakhir buat saya.

Jadi berhenti, nih, nulis traveling? Ya enggak juga. Suatu saat saya pasti bakal jalan-jalan lagi walau mungkin dengan ambiance dan vibe yang berbeda, dan kalau ada yang menarik pasti saya tulis. Ini juga yang menjadi salah satu hal kecil tapi kepikiran. Setelah pandemi ini selesai, apakah jalan-jalan  masih akan seseru dulu?

Jawabannya bisa saja masih. Bahkan mungkin jauh lebih seru. Coba bayangkan, hampir  dua tahun begitu banyak orang yang sudah gatal ingin liburan. Dua tahun, loh, pasangan LDR saja belum tentu tahan. Lalu ketika pandemi mereda, antusiasme baru akan menggerakkan turisme yang sempat berhenti. Ini berlaku untuk kedua sisi, pihak wisatawan maupun pihak penyedia jasa wisata.

Traveler akan menemukan destinasi baru, atau berkunjung ke destinasi lama untuk merasakan nostalgia merayakan waktu yang sempat hilang. Sementara itu pelaku usaha sudah siap dengan konsep baru, cara promosi berbeda, dan segudang tawaran menarik lainnya. Pemerintah bahkan sudah wanti-wanti akan adanya revenge tourism berupa ledakan kunjungan.  Well, kalau dilihat dari sisi terang optimisme, rasanya jalan-jalan bakal tetap seru-seru aja.

Tetapi, bisa juga jawabannya malah enggak seru lagi. Saya rasa saya enggak sendirian yang hobi jalan-jalan dan merasa bahwa ternyata enggak ke mana-mana itu bukan akhir dari dunia. Ternyata kita enggak sebutuh dan sesakaw itu sama traveling. Kalaupun ada kesempatan jalan-jalan, udah keburu males sama aturan-aturan new normal. Paling banter saya cuma kepikiran  akun Instagram mau diisi konten apa.

Beberapa teman seperjalanan saya juga ada yang memiliki


hobi baru. Ya sepeda, ya main kucing, ya ngurus tanaman, main cupang, memperbaiki akhlak, ngadu panko sama abri dan  banyak lagi. Kalau berkontak sesama kami di grup chat, selalu ada celetukan kangen jalan-jalan, masih sama seperti dulu. Bedanya, kali ini tidak ada follw up yang membuat rindu itu tak tereksekusi.  

Itu baru dari sisi travelmate. Lebih luas lagi kalau ekonomi dimasukkan dalam variabel yang menentukan traveling atau tidaknya seseorang. Ekonomi yang masih tahap membangun setelah diambrukkan pandemi membuat sobat jalan-jalan banyak menahan, bahkan menutup sama sekali niat buat plesiran. Sekarang bisa jalan-jalan ke Dadap liat pesawat dari luar pagar aja udah syukur. Teman enggak ada, duit enggak ada juga, apa serunya jalan-jalan?

Kalau menurut kalian bagaimana? Masih seru, enggak, jalan-jalan setelah pandemi dengan segala tetek bengeknya?

Share:

Tuesday, 25 May 2021

Pulang


Tahun 2021 memang luar biasa. Tanpa mengecilkan arti tahun-tahun luar biasa sebelumnya, tetapi 2021 ini memang begitu spesial.

Pandemi Covid-19 buat saya tidak melulu soal duka, dan kesusahan. Keadaan yang dibawanya membawa saya secara ajaib, dengan  campur tangan Tuhan juga tentunya, membawa saya ke situasi yang justru ideal buat hidup saya. Keadaan yang saya cari selama ini dalam perjalanan-perjalanan yang saya tempuh, pada puncak-puncak gunung yang saya daki, dalam terumbu karang-terumbu karang lautan yang saya salami. Saya merasa menemukan pulang. Pulang. Tujuan sebenarnya dari segala perjalanan.

Pandemi membuat saya banyak berdiamdiri. Tidak ke mana-mana. Traveling sudah tidak bisa, toh jika pun bisa, bahaya virus corona selalu menjadi momok menakutkan. Namun, di dalam diam dan sepinya lockdown kala itu perlahan saya menyadari, hidup kemarin yang isinya jalan-jalan penuh petualangan justru terasa ‘gini-gini aja’. Kesendirian membuat kehilangan dan jauh dari orang terdekat menjadi kian berlipat dukanya. Melihat teman-teman yang dikala pandemi memiliki kemewahan berupa waktu lebih bersama keluarga, membuat saya ingin menukar seluruh pengalaman traveling saya dengan kemewahan itu. Kemewahan bernama pulang. Kembali ketempat yang seharusnya.

Perlahan saya menata jalan pulang. Walau clueless jalan mana yang harus saya lalui, tetapi saya memutuskan untuk memasuki jalur terdekat lebih dahulu. Pangkal dari jalan yang terlihat adalah menngambil tawaran kerja dengan upah yang lebih tinggi. Perbaikan keuangan adalah hal terpenting setelah tahun sebelumnya uang selalu habis untuk bepergian lalu tiba-tiba mesti berjibaku dengan kejamnya efek pandemi.

Pekerjaaan saya sekarang masih jauh dari ideal,tetapi itu merupakan tiket pulang saya. Perlahan saya bisa melunasi cicilan, dan menabung. Proses yang sungguh menyakitkan. Saya bahkan pernah berada dalam satu titik di mana saya menyesali semua perjalanan-perjalanan sayayang banyak membakar uang tanpa bekas.

Hal berikutnya yang saya lakukan adalah, ini mungkin keputusan terbesar dalam hidup saya, memutuskan untuk berkomitmen dengan seseorang. Menjemput dia yang namanya sudah dituliskan dalam Lauh Mahfuz lima puluh ribu tahun sebelum dunia fana ini diciptakan. Menika .Waktu masih aktif traveling, rasanya berkeluarga adalah hal terakhir yang terpikir karena saya kira dua hal itu bertentangan. Sekarang, jika dilihat dari sudut pandang lain traveling dan berkeluarga justru dua sisi pada mata uang logam yang tidak bisa dipisahkan.

Tidak bisa membohongi diri sendiri, waktu saya melamar perempuan pilihan saya,adalah momen paling emosional buat saya. Bukan saja karena lamarannya, tetapi juga kelegaan luar biasa melihat air mata bahagia ibu saat itu. Air mata bahagia yang bisa saya dengar suaranya, “Anakku akhirnya pulang”.

Awal Agustus 2021 ini Insya Allah saya menikah. Mohon doakan dan dukung tulisan ini jadi tulisan favoritsupaya dapat hadiah. Lumayan buat booking fotografer.

2021 belum selesai memberi saya kesenangan. Akhir pekan kemarin, setelah penantian delapan tahun lamanya akhirnya AC Milan, klub sepakbola Italia dengan segala dinamikanya yang saya favoritkan setengah mati, kembali berlaga di Liga Champions, liga para juara. Kompetisi tempat seharusnya Milan bermain. Saya pulang, AC Milan pun pulang.

Tuhan, jika hamba di kemudian hari lupa cara bersyukur, mohon ingatkan mahluk lemah ini tentang nikmatMu di momen ini. Hamba akan selalu ingat jalan pulang. Forza Milan.

Allahu akbar, Allahu akbar, waa lilla ilhamd…

Share:

Monday, 26 April 2021

Review HP OPPO A54

Alhamdulillah, Ramadan tiba. Dari sisi apa pun bulan penuh berkah ini benar-benar ditunggu oleh semua orang. Walaupun dua tahun terakhir ini kita lalui di tengah pandemi, namun berkah Ramadan tetap tidak berkurang. Salah satu yang paling ditunggu ketika Ramadan tiba, selain keutamaan pahala ibadah, adalah Tunjangan Hari Raya yang berarti juga semakin dekat. Hayo, yang jago financial planning pasti sudah membagi sedemikian rupa pos-pos penggunaan uang setara dengan sekali gaji itu.

Memang kebutuhan orang berbeda-beda, sih. Tetapi tidak sedikit pula yang memanfaatkan uang THR ini untuk mengganti handphone mereka. Perkembangan teknologi dan internet yang semakin cepat memang memungkinkan bagi produk-produk berbasis digital cepat sekali terasa usang meski rasanya produk tersebut belum lama rilis. Semakin ke sini, HP juga seperti dituntut untuk memiliki fitur tambahan. Mungkin kurang dari sepuluh tahun yang lalu kita hanya tahu fungsi benda ini untuk telpon, SMS, dan paling jauh browsing internet yang kecepatannya setelah diklik kita masih sempat bikin candi atau bantu pemda bikin sodetan kali Ciliwung.

Lalu sekarang, HP dengan fitur yang multitasking seperti wajib berada dalam genggaman. Fitur-fitur ini bukan hanya pelengkap, melainkan sudah menjadi komponen primer yang mesti ada. Contoh kecilnya seperti kamera, dahulu kamera di HP ya buat lucu-lucuan selfie atau foto profil Friendster. Nah sekarang kamera HP sudah bisa untuk fotografi bahkan bikin video utuh dari mulai pengambilan gambar hingga editing.

Solusinya, untuk mengakali supaya tidak terlalu tertinggal antara fungsi dan pendukung teknologinya, maka kita perlu mencari HP yang secara spesifikasi sudah high end. Kalau saya perlu mengganti HP saya, maka akan saya alokasikan THR saya untuk beli OPPO A54. Baru rilis tanggal 1 April 2021 kemarin, masih gress.

 

Desain

Desain stylish dan kokoh menjadi salah satu factor kenapa saya akan memilih HP ini. Kesan modernnya dengan 3 kamera utama, lampu flash, di sudut kiri atas bikin pede nenteng-nenteng ini HP. Semakin eye cathing karena bagian ini memiliki warna berbeda dari keseluruhan bodi perangkat. Materialnya juga terbuat dri bahan terbaik. Rangka tengah setebal 0,2mm yang dipadukan dengan alumunium membuatnya penuh kesan kekar, dan solid. Walau kokoh bingkai perangkat ini tidak membosankan karena memiliki tampilan gradasi bingkai yang smooth. Dengan dimensi163.6 mm x 75.7 mm x 8.4 mm dan berat: Sekitar 192 gram, perangkat ini sudah sangat ergonomis.

 


Layar

Coba deh jembrengin macem-macem HP yang sekelas dengan OPPO A54, maka akan kita temukan bahwa layar OPPO A54 ini paling modern. Kehadiran layar bertipe single punch-hole 6.51 inci menjadi pembeda perangkat ini disaat kompetitor lain menawarkan solusi layar waterdrop pada harga yang setara. Kehadiran layar ini juga dilengkapi berbagai teknologi tinggi yang sebelumnya diperkenalkan pada perangkat Reno5 F.

Ada juga fitur eye comfort yang bisa menyesuaikan cahaya biru supaya mata tidak terlalu tegang. Fitur ini bisa diaktifkan secara manual, loh. Fitur ini cukup membantu untuk bapak-bapak yang kecerahan layar HP nya secerah masa depan Rafathar. Teknisnya begini: Sunlight Screen menawarkan visibilitas terbaik untuk layar smartphone pada kondisi di bawah sinar matahari terik. Kecerahan layar akan meningkat 14,5% secara otomatis atau setara dengan 550 nits.Moonlight Screen secara otomatis mengurangi keceraha layar hingga 2 nits pada lingkungan rendah cahaya atau malam hari, membuat cahaya layar menjadi lembut dan tidak menyilaukan mata. AI Smart Backlight dapat mempelajari kebiasaan pengguna saat menyesuaikan lampu latar dan merekam kecerahan yang disukai pengguna. Setelahnya, fitur ini dapat menyesuaikan secara otomatis kecerajan layar sesuai preferensi dan waktu yang dipelajari dari pengguna.

Soal keamanan jangan khawatir, perangkat ini dilengkapi dengan sensor sidik jari samping untuk mencegah yang suka iseng bajak membajak atau kepo dengan isi HP kita.

 

Kamera

Nah, ini nih salah satu fitur yang kadang paling menentukan seseorang beli sebuah HP atau tidak. Kamera. Instagram, Tiktok, Zoom, hingga status WhatSapp memerlukan  kamera HP yang mumpuni. Apalagi target pasar OPPO A54 ini adalah anak muda yang hampir pasti memiliki akun medsos yang saya sebutkan tadi. Memenuhi tuntutan pengguna muda lini seri A di Indonesia, OPPO melengkapi A54 dengan Triple Main Camera yang terdiri dari kamera utama 13MP, 2MP kamera makro dan 2MP kamera bokeh. Kamera ini dilengkapi berbagai fitur kecerdasan buatan yang dapat digunakan pengguna muda untuk mengungkapkan berbagai ekspresi mereka melalui media sosial.

Dazzle Color ketika diaktifkan dapat meningkatkan saturasi dan kecerahan gambar melalui sebuah algoritma kecerdasan buatan, menghadirkan gambar cemerlang yang kaya warna. Sementara, fitur cerdas lainnya, AI Scene Recognition mendukung pengenalan otomatis ketika digunakan, ada 23 suasana yang dapat dikenali oleh perangkat ini. Ultra Night Mode menjadi solusi fotografi malam hari. Fitur ini diaktifkan secara manual, pada lingkungan rendah cahaya secara otomatis eksposur akan meningkat, perangkat melakukan pengukuran berbasis kecerdasan buatan kemudian melakukan penyesuaian untuk memberikan cahaya pada bagian gelap sesuai. OPPO A54 juga dilengkapi fitur untuk mengambil gambar panorama dengan sudut 180°. AI Beautification 2.0 dapat diakses melalui kamera depan dan belakang. OPPO memperbaharui kemampuan fitur ini pada A54 sehingga dapat mekalukan penyesuaian cerdas dengan mengukur cahaya sekitar dan kemudian menerapkan efek percantik sesuai dengan warna kulit orang Indonesia terutama saat mengambil swafoto. Buat saya yang hobi traveling, spesifikasi kamera seperti ini sungguh mewah.

Bisa diset ke kamera makro, loh. Buat yang hobi fotografi bisa memotret objek-objek kecil dengan lebih leluasa dan detail. Ada juga fitur bokeh buat yang menginginkan objek fotonya full fokus dengan latar bokeh yang bak foto dengan kamera berlensa.          

 


Hardware & Software

OPPO A54 dibekali dengan RAM 4GB LPDDR4X, mantap nih, main PUBG atau Mobile Legend tidak perlu takut kena semprot kawan mabar karena pakai HP kentang. Memorinya 128GB dan bisa diupgrade hingga 256GB, puas deh menyimpan berbagai file mulai dari foto-foto traveling hingga file kerjaan kantor. Dengan spek tinggi tersebut, kita tidak perlu sering-sering bawa power bank, karena baterainya berkekuatan 5000mAh dengan fast charging. Untuk internetan saja, baterainya bisa tahan selama 36 jam.

OS-nya sendiri menggunakan ColorOS 7.2 berbasis Android 10, OD tertinggi di kelasnya. Untuk kelir bodinya bisa dipilih apakah starry black atau crystal blue. Dan OPPO A54 ini menjadi rekomendasi smartphone 2 jutaan dari OPPO. Harganya? Dibanderol harga Rp. 2.699.000, saya rela menyisihkan THR saya untuk memboyong HP ini.

Marhabban ya THR….


Share:

Tuesday, 2 March 2021

TIPS MENJAGA IMUNITAS TUBUH

Tulisan ini dibuat tepat satu tahun dari terkonfirmasinya kasus pertama COVID-19 di Indonesia. Penyakit anyar berupa virus yang berasal dari sebuah pasar hewan liar di Wuhan, Tiongkok, ini sudah setahun membuat Indonesia begitu kerepotan di berbagai aspek. Mulai dari ekonomi sampai kebiasaan di kehidupan sosial berubah cukup signifikan. Sebuah keadaan yang disukai atau tidak membuat kita harus menyesuaikan diri. Sebuah keadaan yang memaksa kita untuk kembali ingat pada sebuah hal yang mungkin terkadang kita lupakan saking khidmatnya menikmati hidup, yaitu kesehatan.


Menjaga kesehatan memang bisa dibilang gampang-gampang susah. Karena kesehatan ini seperti air, ada di setiap hari sehingga kita lupa memilikinya dan baru sadar betapa pentingnya ketika hilang. Saat COVID-19 menyerang, saya tidak bilang ini sebagai hal positif, tetapi tersebarnya virus ini membuat orang jadi lebih sadar akan kesehatan dan meningkatkan kekuatan imunitas tubuhnya.


Puji Tuhan, selama pandemi COVID-19 ini saya sudah beberapa kali dites PCR atau swab dan semuanya berakhir dengan hasil negatif. Tubuh juga tidak menunjukkan gejala yang aneh-aneh. Pernafasan masih normal, suhu tubuh rata-rata, penciuman moncer, indra perasa oke. Ini berarti imunitas tubuh saya bisa dibilang baik. 


Bagaimana cara menjaga imunitas versi saya? Saya ada beberapa tipsnya:


1. KELOLA STRES

Kadang penyakit datang justru dari pikiran yang kalut, syaraf otak yang menegang, dan hal-hal yang seharusnya tidak perlu dipikirkan oleh otak. Bahasa anak sosmednya, overthingking. Situasi ini jika berlebihan bisa menimbulkan stres. Kemampuan kita mengelola stres menjadi sangat penting. Kalau sudah terlampau penat dengan rutinitas sehari-hari, rehatlah sejenak. Lakukan apa yang disuka, beri penghargaan kepada diri sendiri. Kalau ada waktu dan rejeki, pergilah berlibur dengan protokol kesehatan yang ketat.



2. TIDUR YANG CUKUP

Tidur adalah hak tubuh yang wajib kita penuhi. Jika hak ini tidak diberikan tubuh bisa protes dengan cara meminimalisir fungsionalitasnya yang berakhir dengan kita terbaring sakit. Terapkan pola tidur yang teratur seperti tidur sebelum jam 9 malam dan bangun jam 5 pagi. Paling tidak delapan jam.



3. EFEKTIF DALAM BERKEGIATAN

Masa pandemi seperti ini mewajibkan kita untuk sedapat mungkin mengurangi aktifitas di luar rumah. Namun, tidak semua bisa dilakukan di rumah. Ada kalanya kita mesti bekerja atau menghadiri acara yang tidak bisa dihadiri secara daring. Memilah-milah kegiatan dengan membuat prioritas memperkecil peluang kita terpapar virus. Jadi, kesehatan dan produktifitas bisa berjalan bersisian.



4. JAGA POLA MAKAN

Penyakit sebagian besar datangnya dari perut. Kurang makan bisa sakit, kelebihan makan pun bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan. Ada baiknya kita kembali mengingat pola makan klasik empat sehat lima sempurna agar takaran gizi seimbang.



5. CEK KESEHATAN

Dalam suasana pandemi seperti ini, mengecek kesehatan adalah keniscayaan. Bukan hanya untuk memastikan bahwa kita sehat, tetapi juga untuk melindungi orang-orang di sekitar kita. Sekarang semua serba mudah, termasuk cek kesehatan ini. Kita hanya perlu instal aplikasi Halodoc, tidak perlu keluar rumah untuk sekadar konsultasi. Kita bahkan bisa menjadwalkan tes PCR, dan antigen. Untuk yang mau beribadah umroh atau haji dan memerlukan vaksin meningitis juga bisa lewat satu aplikasi ini. 




Demikian tips menjaga imunitas dari sepengalaman saya. Semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan, serta keselamatan. Terpenting, semoga pandemi ini lekas berakhir, kangen rasanya jalan-jalan lagi tanpa dibayangi tenggorokan dan lubang hidung yang diusap-usap tenaga kesehatan. Aamiin.

Share: