Friday, 22 November 2024

Jalan-Jalan ke Dufan Bawa Anak Balita, Yes or No?

Salah satu tips penting waktu jalan-jalan ke Dufan yang bisa saya bagikan adalah: jangan pakai baju berwarna pasaran. Putih misalnya. Saat akhir pekan, theme park pertama di Indonesia ini banyak dikunjungi perusahaan yang sedang mengadakan family gathering untuk para karyawannya. Biasanya mereka sudah siap dengan seragam.

Hari itu saya secara kebetulan pakai kaus oblong putih, warna yang sama dengan seragam salah satu rombongan sebuah korporasi. Kebetulan pintu gerbang baru akan dibuka. Karena merasa bukan bagian dari rombongan, saya memisahkan diri dan mengambil jalur di sampingnya yang lebih cepat. Tetapi ketika sudah mau sampai di pintu masuk, saya ditahan petugas.

“Maaf, Pak, antri ya sama yang lain,” katanya sambil kemudian ngomong sesuatu di HT.

“Saya bukan-,”

“Biar enak aja, Pak, sama yang lain. Mohon antri, ya, Pak.”

Untungnya setelah saya jelaskan bahwa saya sama sekali tidak terafiliasi perusahaan yang sedang jalan-jalan ke Dufan itu, mereka mengerti dan mempersilakan saya untuk antri langsung di mulut gerbang pemeriksaan tiket. Hadeh, lain kali kalau jalan-jalan ke Dufan lagi kayaknya saya mau pakai kostum macan Persija biar kelihatan beda.

Setelah masuk ke dalam, masalah belum kelar. Antrean mengular sudah kelihatan di beberapa wahana.

“Males banget ngantrinya,” kata istri.

“Iya, udah kayak antri diskonan beras madagaskar.”

Karena pertimbangan saya dan istri bawa anak umur 2 tahun yang kemungkinan rewel kalau ikutan antre, jadi kami memutuskan untuk upgrade tiket Dufan menjadi fast trax. Ya nggak apa-apa deh tambah uang, yang penting anak senang.

Untuk yang kepo berapa harga tiket fast trax, bisa cek di video Youtube saya, ya.




Setelah urusan naik kelas pertiketan beres, kami diberi gelang oleh petugas sebagai akses untuk memasuki wahana degan privilege sebagai berikut:

  1. ·       Mendapatkan akses khusus tanpa harus antre.
  2. ·       Mendapatkan kesempatan dadah-dadah dan memberi semangat motivasi ke pengunjung lain yang antre kepanasan.

Dengan alasan keamanan, poin 2 tidak saya lakukan.

Oke. Wahana pertama yang saya coba pada acara jalan-jalan ke Dufan kali ini adalah Ontang-anting. Singkatnya wahana ini adalah ayunan seperti di playground anak TK, tetapi dibikin lebih memacu adrenalin dengan digantung cukup tinggi lalu diputar dengan kecepatan yang mungkin cukup untuk bikin sapi gelonggongan muntah hingga kurus. Anak saya tentu belum boleh menikmati wahana ini, jadi hanya saya sendiri karena istri otomatis harus jaga anak.

“Gimana, seru? Tensi aman?” tanya istri ketika saya baru turun dari Ontang-anting.

“Ah, segitu doang,” jawab saya dengan lutut gemetar, keringat dingin, dan ginjal yang sepertinya nyangkut di kerongkongan.

Berikutnya kami mencari wahana yang sekiranya anak saya juga bisa naik. Namun, dia keburu tertidur. Kami terpaksa melipir ke wahana Ice Age yang untungnya ada shelter-nya dengan banyak kursi panjang. Istri jaga anak tidur, sementara saya nyobain wahana ini.

Jadi Ice Age ini adalah wahana yang terbilang baru, walau konsepnya lama. Dulu kalau kita jalan-jalan ke Dufan, wahana ini sempat bernama Rama-Shinta. Isinya adalah diorama kisah epos Ramayana yang tebar diskon menjelang lebaran. Canda, deng. Maksudnya cerita yang terilhami dari  perjuangan Rama dalam menyelamatkan Sinta seperti di kisah pewayangan.

Cara menikmati wahana ini adalah kita naik perahu menyusuri sungai artifisial sambil disuguhi cerita dari karakter-karakter yang berbentuk patung. Ada beberapa kejutan dan ruangan gelap di beberapa titik. Hingga terakhir kita dikejutkan oleh jeram yang membuat baju basah sebagian. Nah, Ice Age ini juga begitu, sama persis. Sepertinya wahana ini berganti nama sesuai franchise yang membelinya, deh.

Setelah Ice Age, anak saya baru bangun dari tidurnya. Kami ke kedai es krim untuk istirahat sebentar. Di depan kedai ada wahana Tornado. Sekadar gambaran, mungkin wahana ini sepuluh kali lebih memacu adrenalin daripada Ontang-anting. Saya kepikiran buat mencoba.



“Ma, coba cek kena serangan jantung karena secara sadar mencoba suatu kegiatan ekstrem itu di-cover BPJS, nggak?”

Sudahlah. Saya urungkan naik Tornado karena teriakan pengunjung yang sedang menaiki wahana tersebut teriakannya konon terdengar hingga Kebumen.

Kalau bawa anak jalan-jalan ke Dufan, paling aman memang masuk Istana Boneka. Sama seperti Ice Age, wahana ini juga naik perahu hanya saja tidak ada acara kaget-kagetan dan basah-basahan. Si Pijar, anak saya, antusias sekali. Di dalam banyak figur-figur buatan yang biasanya hanya ia saksikan di Youtube.

Untuk bapak-bapak seperti saya, Istana Boneka adalah kesempatan buat istirahat setelah jalan mengekplorasi Dufan dan berteduh dari panasnya cuaca Ancol. Selain itu, juga untuk menikmati masa nostalgia dari lagu tema Istana Boneka. Itu lagu dari saya kecil pernah jalan-jalan ke Dufan, tidak pernah berubah. Sangat nempel di kepala.

Saran saya untuk pengelola Dufan, itu boneka bisa diganti dengan image yang lebih kekinian tidak, sih? Dari dulu sampai sekarang begitu-begitu saja, beberapa bahkan ada yang auranya horror pula.

Wahana lain yang ‘aman’ kalau bawa anak umur dua tahun adalah Bianglala, alias kincir. Namun, harap pastikan anak yang dibawa cukup anteng. Pijar keliatan senang di dua putaran awal. Di putaran ketiga dia mulai bosan. Ketika kincir berada di puncak titik tertingginya, di mana saat itu saya bisa melihat seluruh bagian Taman Impian Jaya Ancol, ia tiba-tiba minta turun.

Di sisa putaran Bianglala itu akhirnya saya menenangkan Pijar terpaksa nyetelin Youtube di ponsel sebagai distraksi sambil sekuat tenaga mengantisipasi supaya ia tidak melakukan gerakan tambahan seperti melempar ponsel ke bawah lalu kena atlet gulat profesional.

Dikata bapaknya ini Batman kali, ya.

Jadi kesimpulannya jalan-jalan ke Dufan pakai tiket fast trax bawa anak balita worth, atau tidak? Jawabannya bisa dipertimbangkan setelah memperhatikan poin-poin berikut:

  1. ·       Sebagian besar wahana di Dufan mensyaratkan minimal tinggi badan untuk aman naik sebuah wahana adalah 100-120 cm.
  2. ·        Harga tiket fast trax menurut saya cukup pricey. Kalau kamu mau cobain semua wahana tanpa mikirin bawa anak, fasilitas ini sungguh sangat impactfull. Dijamin puas!
  3. ·        Gajah Blenduk tidak bisa fast trax padahal anak saya kepengen banget naik ini.

Kalian ada tips kalau mau jalan-jalan ke Dufan? Share, dong!

 

Share:

0 komentar:

Post a Comment